MENYIMAK MAKNA PROSA
B. Menyimak Prosa
Prosa adalah suatu tulisan yang bersifat bebas atau tidak terikat oleh aturan-aturan penulisan karya sastra atau karya tulis lainnya seperti rima, irama, diksi, dan lain-lain. Berdasarkan perkembangannya, prosa dibagi menjadi dua macam, yaitu prosa lama dan prosa baru. Prosa lama adalah sebuah karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari kebudayaan asing. Contohnya hikayat, tambo, dongeng, dan kisah. Sedangkan prosa baru adalah bentuk prosa yang muncul setelah mendapat pengaruh dari kebudayaan asing. Contohnya roman, novel, cerpen, hikayat, reserisi, dan esal Berdasarkan isinya, prosa dibagi menjadi prosa fiksi dan nonfiksi.
1. Prosa Fiksi
Prosa fiksi adalah prosa yang berupa cerita rekaan atau khayalan pengarangnya. Isi cerita tidak sepenuhnya berdasarkan fakta. Prosa fiksi disebut juga karangan narasi sugestif imajinatif Prosa fiksi dibedakan menjadi berikut
a. Cerpen adalah cerita rekaan yang pendek dan berfokus pada satu konflik sehingga tidak mengakibatkan perubahan nasib pada pelaku utama. Alur cerita sederhana dan hanya memaparkan penyelesaikan konflik yang diungkapkan.
b. Novel adalah centa rekaan yang lebih panjang daripada cerpen dan menyajikan konflik lebih luas, penggambaran latar lebih detail, serta gambaran watak tokoh lebih detail sehingga dapat mengakibatkan perubahan nasib pada pelaku utama. Bersamaan dengan perjalanan waktu, terjadi perubahan-perubahan sehingga konflik terselesaikan.
c. Dongeng adalah cerita rekaan yang mengisahkan tentang hal-hal yang tidak masuk akal atau tidak mungkin terjadi. d. Roman adalah cerita rekaan yang mengisahkan pelaku utama dari kecil sampai mati dengan
latar aclat atau aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetall dan alur bercabang-cabang Dalam prosa fiksi terdapat unsur-unsur pembangun yang disebut unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur Intrinsik adalah unsur pembangun yang berada di dalam karya sastra itu sendiri, sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur pembangun yang berada di luar karya sastra namun masih berpengaruh terhadap karya sastra tersebut.
a. Unsur Intrinsik
1) Tema:
Tema menyangkut ide cerita dan keseluruhan isi cerita yang tersirat dalam cerpen. Tema blasanya diangkat dari isu-isu yang sedang hangat dibicarakan di lingkungan sekitar pengarang atau kejadian yang dialami oleh pengarang sendiri
2) Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa yang terjadi dalam cerpen. Alur dibagi menjadi 3 (tiga), sebagai berikut.
a) Alur maju menggambarkan peristiwa dari masa lampau ke masa sekarang
Alur mundur menggambarkan peristiwa dari masa sekarang ke masa lampau.
b) c) Alur campuran menggambarkan peristiwa dari masa sekarang ke masa lampau kembali lagi ke masa sekarang.
Sementara itu, alur dibagi ke dalam lima tahapan. Berikut tahapan alur,
a) Pengantar.
Pada tahap pengantar, pengarang memperkenalkan tokoh, penokohan, dan latar cerita. b) Konflik
Pada tahap konflik, pengarang mulai menampakkan permasalahan yang menjadi pokok persoalan cerita
c) Klimaks
Pada tahap klimaks atau ketegangan memuncak, pengarang mulai menunjukkan permasalahan yang terjadi dalam cerita sudah semakin naik.
d) Antiklimaks.
Pada tahap antiklimaks atau ketegangan menurun, pengarang menunjukkan bahwa ketegangan sudah mulai mereda.
e) Solusi.
Pada tahap solusi atau penyelesaian, pengarang mengakhiri cerita dengan suatu pemecahan masalah. Dalam cerpen, terkadang penulis tidak mengungkapkan pemecahan masalah secara gamblang
Tokoh dan Perwatakan
Tokoh adalah pelaku yang terlibat dalam cerpen. Pengarang menggambarkan ciri-ciri fisik pelaku dalam cerita. Sementara itu, perwatakan adalah sifat-sifat yang melekat dalam diri tokoh sehingga membentuk karakter tokoh yang membangun cerita. Menurut jenisnya, tokoh dibedakan sebagai berikut.
a) Tokoh protagonis atau tokoh yang berwatak baik sehingga mendapat simpati masyarakat dan menjadi pusat cerita
b) Tokoh antagonis atau tokoh yang berwatak buruk sehingga selalu berkontlik dengan tokoh protagonis.
c) Tokoh trilagonis atau tokoh penengah yang selalu menengahi konflik tokoh protagonis dan tokoh antagonis.
Perwatakan tokoh dapat diamati melalui narasi pengarang terhadap karakteristik dan gambaran lingkungan kehidupan tokoh, perilaku tokoh, ucapan-ucapan tokoh, penggambaran fisik tokoh, jalan pikiran tokoh, dan pembicaraan tokoh lain tentang tokoh utama.
1) Latar (Setting)
Latar adalah tempat, waktu, suasana, kondisi sosial, dan peristiwa yang digambarkan pengarang dalam cerpen. Latar merupakan salah satu unsur penting dalam cerita yang memengaruhi unsur- unsur lain, seperti tema dan penokohan.
5) Sudut Pandang (Point of View)
Sudut pandang adalah sarana pengarang dalam menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan peristiwa cerita. Sudut pandang dibagi menjadi dua macam, sebagai berikut.
a) Sudut Pandang Orang Pertama
Pengarang menyampaikan cerita melalui tokoh "aku" atau "saya" Teknik ini dikenal pula dengan teknik sudut pandang "aku". Teknik penceritaan semacam ini seolah seseorang sedang mengajak berbicara pada orang lain.
b) Sudut Pandang Orang Ketiga
Pengarang menyampaikan cerita melalui tokoh "dia", "la", atau nama orang. Teknik ini biasa digunakan dalam penuturan pengalaman seseorang sebagai pihak ketiga.
) Gaya Bahasa
Gaya bahasa menyangkut cara khas pengarang dalam mengungkapkan ekspresi berceritanya dalam cerpen yang ia tulis. Gaya tersebut menyangkut bagaimana seorang pengarang memilih tema, persoalan, meninjau persoalan, dan menceritakannya dalam sebuah karya sastra.
Amanat
Amanat adalah bagian akhir yang merupakan pesan dari cerita yang dibaca. Dalam hal ini, pengarang menyampaikan nilai-nilai kehidupan yang dapat diambil dari cerpen yang dibaca. Amanat menyangkut bagaimana pembaca memahami dan meresapi karya sastra yang dibaca.
b. Unsur Ekstrinsik
1) Latar Belakang Penciptaan
Latar belakang penciptaan merupakan tujuan dan situasi pengarang untuk membuat suatu karya sastra juga sangat memengaruhi karya sastra yang dihasilkan.
2) Sejarah atau Latar Belakang
Sejarah atau latar belakang merupakan karakter karya yang berbeda-beda dari pengarang sesuai latar belakang sosial, ekonomi, dan agama pengarang tersebut. Latar belakang pengarang berbeda satu sama lain. Pengarang yang berasal dari tanah Jawa tentu gaya bertutur atau pilihan tema ceritanya akan berbeda dengan tema atau gaya bertutur pengarang yang berasal dari tanah Melayu.
3) Kondisi Masyarakat
Perbedaan karakter karya yang tercipta yang dikarenakan atau sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat sekitar sang pengarang atau penulis karya sastra tersebut.
4) Unsur Psikologi
Unsur psikologi merupakan perbedaan karakter karya sastra dikarenakan sesuai dengan kondisi kejiwaan pengarang karya sastra tersebut, seperti senang, sedih, dan sebagainya.
0 komentar:
Posting Komentar